IQadalah ukuran kecerdasan intelektual, EQ adalah ukuran kecerdasan secara emosional seseorang, sedangkan SQ adalah ukuran kecerdasan dari segi "spiritual". Ketiganya memiliki aspek atau kategorinya masing-masing. Kamu bisa mengembangkan aspek-aspek tersebut untuk meningkatkan tiga jenis kecerdasanmu.
Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » Pengertian » Pengertian IQ, SQ, dan EQ Beserta Keterkaitannya Oktober 15, 2018 1 min readPenjelasan Singkat Mengenai IQ, SQ, dan EQ – Mungkin banyak orang terutama bagi orang tua ingin mempunyai anak yang pintar dan juga cerdas. Kedua kata tersebut “Pintar dan Cerdas” pastinya tidak lepas dari apa yang namanya IQ atau Intelligence Quotient. Menang IQ menjadi tolak ukur bagi kepintaran seseorang, tapi hal tersebut bisa benar dan juga bisa salah. Karena IQ juga masih dipengaruhi oleh apa yang namanya Spiritual Quotient SQ, dan juga Emotiona Quotient EQ. Lalu apa itu IQ, SQ, dan EQ beserta keterkaitannya, berikut penjelasan IQ, SQ, dan EQIntelligence Quotient IQ atau kecerdasan Intelektual adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah Informasi menjadi Quotient SQ atau kecerdasan Spiritual adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memberi makna pada apa yang dihadapi dalam kehidupan. Sehingga seorang akan memiliki fleksibiltas dalam menghadapi persoalan di Quotient EQ atau kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang IQ, SQ, dan EQSeseorang yang mempunyai kebermaknaan SQ yang tinggi mampu menyadarlan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang EQ akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi seseorang sudah tenang karena aliran darah sudah teratur, maka seseorang akan dapat berpikir secara optimal IQ sehingga lebih tepat mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati tidak cukup dengan IQ dan EQ saja, tetapi SQ juga sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan sukses tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan emosional gar merasa gembira, dapat bekerja dengan orang lain, punya motivasi kerja, dan bertanggungjawab. Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertakwa, berbakti, dan mengabdi secara tulus, luhurm dan tanpa pamrih. Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!
Pengertiandari 5 Q (IQ, EQ, AQ, SQ, PQ) beserta Dinamika dan keterkaitannya. Aspek-aspek dan Faktor-faktor yang terkandung dalam 5 Q. Posisi dan Fungsi 5 Q dalam Kehidupan manusia. Mengembangkan 5 Q agar lebih Efektif dan Optimal sehingga dapat mencapai Performance yang tertinggi. Hubungan 5 Q dengan Kesuksesan dalam kehidupan.
Apa Itu IQ, EQ, dan TQ – Grameds, pasti kalian pernah kan mengalami beberapa hal ini. Kalian didoakan, diharapkan, hingga dipaksa, bahkan diomelin sama orang tua kalian cuma biar jadi pintar. Hal tersebut karena punya seorang anak yang pintar dan cerdas merupakan dambaan setiap orang tua. Maka dari itu, tak sedikit orang tua yang suka membawa anak-anaknya untuk tes kecerdasan IQ, EQ, dan TQ. Meski begitu, tentunya setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan satu sama lain. Namun, seiring berkembangnya zaman, hasil tes IQ bukan lagi satu-satunya penentu kecerdasan seseorang. Ada banyak faktor dalam setiap individu yang menentukan kecerdasan maupun kesuksesannya masing-masing. Akan tetapi, sudahkah Grameds mengetahui apa sih sebenarnya IQ, EQ, dan TQ itu? Bagaimana sejarahnya dan apa perbedaannya? Sebelum kita lanjut ke pembahasan yang lebih dalam. Yuk, kita ketahui dulu secara singkat tentang ketiganya. IQ adalah kecerdasan intelektual, sementara EQ merupakan kecerdasan emosional. Nah, kalau TQ, yaitu kecerdasan transendental. Dari namanya, ketiganya memang mirip. Namun, IQ, EQ, dan TQ memiliki perbedaan yang signifikan. Satu-satunya persamaan antara ketiganya, yakni digunakan sebagai ukuran kecerdasan seseorang. Lalu, apa saja perbedaan IQ, EQ, dan TQ? Yuk, simak selengkapnya dalam artikel ini. Pengertian Intelligent Quotient IQSejarah Intelligent Quotient IQJenis-Jenis Intelligent Quotient IQPengertian Emotional Quotient EQSejarah Emotional Quotient EQJenis-Jenis Emotional Quotient EQPengertian Transcendental Quotient TQSejarah Transcendental Quotient TQJenis-Jenis Transcendental Quotient TQKesimpulanRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori SosiologiMateri Sosiologi Pengertian Intelligent Quotient IQ Intelligence Quotient atau yang biasa kita sebut dengan IQ merupakan suatu indikator untuk mengukur kecerdasan seseorang. Kecerdasan yang dimaksud, yaitu kecerdasan yang terbentuk atas proses pembelajaran dan pengalaman hidup. IQ menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat, memahami, mengevaluasi, mengolah, menguasai lingkungan, dan bertindak secara terarah. Biasanya, IQ memiliki kaitan yang erat dengan intelektual, logika, kemampuan menganalisis, pemecahan masalah matematis, dan strategis. Selain itu, IQ juga memiliki keterkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, merespons atau menanggapi hal-hal yang ada di sekitarnya, serta kemampuan mempelajari materi-materi bilangan, seperti matematika. Melalui sekolah, kecerdasan ini diasah dengan berpikir secara rasional. Misalnya, saat kita belajar tentang matematika, kita dilatih untuk memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah dari soal itu. Sejarah Intelligent Quotient IQ Nah, sebenarnya dari mana sih konsep tes kecerdasan intelektual ini tercipta? Konsep tes IQ ini mulai ada sejak akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1890-an. Konsep ini diciptakan dan terpikirkan pertama kali oleh Francis Galton sepupu Charles Darwin sang Bapak Evolusi. Galton mengambil landasan dari teori Darwin mengenai konsep survival individu dalam suatu spesies. Sederhananya, yaitu teori mengenai cara bertahan hidup masing-masing orang, karena keunggulan dari sifat-sifat tertentu yang dimilikinya dan merupakan turunan dari orang tua mereka. Galton pun menyusun sebuah tes yang mengukur intelegensi manusia dari aspek kegesitan dan refleks otot-ototnya. Baru lah di awal abad ke-20, Alfred Binet, seorang psikolog dari Perancis, mengembangkan alat ukur intelegensi manusia yang sekarang telah dipakai oleh banyak orang. Di tahun 1983, penelitian mengenai konsep tes intelegensi manusia ini pun berlanjut oleh psikolog Harvard, Howard Gardner. Ia menyebutkan, bahwa kecerdasan manusia bukan merupakan sebuah konsep tunggal atau bersifat umum. Menurutnya, kecerdasan tersebut merupakan beberapa set kemampuan yang spesifik dan berjumlah lebih dari satu. Semua itu merupakan fungsi dari bagian-bagian dari otak yang terpisah, serta merupakan hasil dari evolusi manusia selama jutaan tahun. Seiring perkembangan zaman, orang-orang mulai sadar akan pentingnya intelegensi dan pengetesannya. Banyak para ahli psikologi yang mulai meneliti dan membuat berbagai hipotesis tentang kecerdasan. Muncullah perbedaan pendapat dengan masing-masing bukti yang dianggap kuat oleh masing-masing pihak. Ada yang menganggap bahwa, kecerdasan adalah konsep tunggal yang dinamakan Faktor G General Intelligence. Ada juga yang menganggap kecerdasan itu pada intinya terbagi jadi dua macam set kemampuan, yaitu fluid Gf dan crystallized Gc. Oleh sebab itu, sepanjang abad ke-20, berbagai macam pengetesan kecerdasan pun akhirnya banyak yang berpatokan ke pandangan-pandangan itu. Faktor lain yang turut andil dan memiliki peran besar dalam membentuk kecerdasan seseorang, yakni faktor genetik. Ini lah teori yang dimaksud oleh Galton. Maka, umumnya tingkat IQ seseorang tidak jauh berbeda dengan saat mereka masih kecil hingga dewasa. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal lain yang mempengaruhi tingkat kecerdasan intelektual seseorang. Misalnya, seperti lingkungan dan ilmu pengetahuan yang didapat selama proses akademik. Jenis-Jenis Intelligent Quotient IQ Mengutip Very Well Mind, menurut Howard Gardner awalnya ada delapan jenis kecerdasan manusia. Kedelapan jenis IQ itu antara lain, sebagai berikut. Kecerdasan linguistik verbal-linguistic Kecerdasan matematik atau logika logical-mathematical Kecerdasan spasial visual-spatial Kecerdasan kinetik dan jasmani bodily-kinesthetic Kecerdasan musikal music-rhythmic and harmonic Kecerdasan interpersonal interpersonal Kecerdasan intrapersonal intrapersonal Kecerdasan naturalis naturalistic Nah, seiring berjalannya waktu, akhirnya Gardner menambahkan satu lagi aspek kecerdasan kesembilan, yaitu eksistensial existential. Kecerdasan yang mencakup sisi spiritual dan transendental. Walaupun akhirnya jenis kecerdasan ini mulai populer, tapi teori mengenai eksistensial ini mendapat banyak kritik karena kurangnya bukti empiris. Oleh karena itu, sampai sekarang para ahli belum sepakat dalam mendefinisikan apa itu kecerdasan, diukur menggunakan alat apa, serta apa arti dari skor kecerdasan seseorang. Di beberapa negara maju, sekarang banyak yang sudah tidak memakai istilah tes IQ lagi. Alih-alih, mereka menyebutnya dengan tes tertentu, seperti tes kemampuan akademik, tes kecerdasan verbal, dan sebagainya. Pengertian Emotional Quotient EQ Emotional Quotient atau EQ merupakan kecerdasan emosional yang berkaitan dengan karakter. Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan diri dalam mengontrol perasaan, mengenali perasaan orang lain, adaptasi, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, dan juga komitmen. EQ pun terkait dengan kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya serta emosi terhadap orang-orang di sekitarnya. Seseorang yang tidak memiliki EQ yang baik, tidak akan bisa mengontrol amarah, kurang terbuka, sulit bekerja sama dengan orang lain, mudah curiga, susah memaafkan, hingga tidak bisa berempati, dan lain sebagainya. Banyak hal dalam hidup yang dibangun oleh kecerdasan emosional daripada kecerdasan intelektual. Para peneliti pun mengatakan, bahwa EQ mempunyai posisi lebih penting daripada IQ. Sebab, IQ tidak sama dengan EQ. Bisa saja seseorang yang memiliki IQ rendah, tapi ia memiliki EQ yang amat tinggi. Di samping itu, EQ juga bukan turunan maupun bawaan sejak lahir. EQ dapat diasah, diperkuat, serta diajarkan kapan saja melalui pendidikan karakter, memahami perasaan orang lain, dan sebagainya Begitu juga dalam dunia kerja. EQ menjadi satu hal yang sangat penting. Sebab, kamu tentu tidak akan bekerja seorang diri. Kamu akan berhubungan dan berkomunikasi dengan banyak pihak, seperti rekan kerja, atasan, hingga klien. Maka dari itu, kecerdasan emosional yang baik diperlukan agar kamu bisa menjalin kerja sama yang baik pula. Sejarah Emotional Quotient EQ Konsep Emotional Quotient pertama kali diciptakan oleh Keith Beasley yang dimuat dalam tulisannya di artikel Mensa pada tahun 1987. Akan tetapi, istilah EQ ciptaanya baru mendunia dan berubah menjadi EI setelah Daniel Goleman menerbitkan bukunya pada tahun 1995 yang berjudul “Emotional Intelligence – Why it can matter more than IQ”. Walaupun buku Goleman dianggap bukan sebagai buku akademik, tapi konsep EI yang disusun olehnya membuat para ahli psikologi lagi-lagi berlomba-lomba membuat penelitian tentang hal ini. Alasan Goleman mengubah istilah EQ menjadi EI karena lebih tepat penggunaannya untuk menjelaskan konsep kecerdasan emosional yang dimaksud. Dari situ lah, akhirnya para ahli juga lebih milih istilah Emotional Intelligence EI. Namun, walau konsep EI ini sudah diterima di kalangan umum. Masih banyak ilmuwan dan praktisi psikologis yang tetap skeptis dengan konsep kecerdasan emosional. Mereka sering sekali mengkritik cara pengetesannya. Pasalnya, ilmuwan harus bekerja berdasarkan bukti. Jika seorang ilmuwan di bidang apapun membuat suatu hipotesis, maka harus didukung dengan pengukuran yang akurat. Jenis-Jenis Emotional Quotient EQ Goleman pun membagi kemampuan-kemampuan emosional ini menjadi lima jenis. Kelima jenis EQ itu antara lain, sebagai berikut. Kesadaran diri, Kontrol diri, Kemampuan sosial, Empati, Motivasi. Menurut Goleman, orang yang memiliki IQ tinggi tanpa kelima kemampuan ini, akan terhambat dalam kegiatan akademik serta pekerjaannya. Pengertian Transcendental Quotient TQ Transcendental Quotient atau TQ merupakan kecerdasan transendental yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memaknai hidup dan kehidupannya melalui perspektif agama. TQ juga bisa kita sebut sebagai kecerdasan ruhaniah/ilahiyah, yaitu pengembangan dari kecerdasan spiritual SQ. Kecerdasan transendental ini memiliki konsep visioner yang jauh ke depan. TQ berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memahami dan melaksanakan aturan transendental itu sendiri. Bagi umat Islam, aturan trasendentalnya adalah Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Sementara bagi umat lain, aturan trasendentalnya adalah peraturan-peraturan yang ada dalam kitab-kitab agama mereka masing-masing. Meski begitu, konsep kecerdasan transendental ini lebih ditujukan untuk umat Islam. Kecerdasan transendental pada dasarnya harus tercermin pada perilaku manusia. Pemahaman filosofis terhadap kecerdasan transendental dan penerapannya secara konsekuen dan konsisten, memberikan banyak terhadap perilaku manusia di dalam berbagai kondisi. Selain perilaku dalam menjalankan ibadah, perilaku seseorang dengan kecerdasan transendental tinggi juga tercermin pada akhlak mereka yang mulia. Sejarah Transcendental Quotient TQ Konsep kecerdasan yang satu ini merupakan konsep paling baru yang mulai diterima sama banyak orang. Lebih mengejutkannya lagi, konsep kecerdasan transendental ini diciptakan oleh orang Indonesia lho, Grameds. TQ dipelopori oleh pemikiran Toto Tasmara yang diterbitkan dalam buku berjudul Kecerdasan Ruhaniah Transcendental Intelligence pada tahun 2001. Kemudian diteliti lebih lanjut oleh Syahmuharnis dan Harry Sidharta di tahun 2006 dengan menerbitkan buku Transcendental Quotient Kecerdasan Diri Terbaik. Pada bagian pengantar Toto menyampaikan, bahwa penggunaan kata kecerdasan ruhaniah atau Transcendental Intelligence dimaksudkan agar orang-orang lebih mudah memahami perbandingan konsep buatannya dengan konsep kecerdasan spiritual negara Barat. Konsep yang ia tawarkan banyak merujuk pada Al-Quran dan hadis yang diyakini sebagai sumber pemikiran yang bersifat universal dan juga sebagai cara hidup manusia way of life. Dalam menyajikan konsep kecerdasan transendental, Toto banyak mengaitkannya dengan ajaran mahabbah dan akhlak. Menurutnya, kecerdasan ruhaniah adalah kecerdasan yang berpusatkan pada hati yang diliputi rasa cinta mahabbah kepada Allah SWT. Toto pun menggunakan taqwa sebagai indikator pengukurannya. Melalui pemikiran Toto, Syahmuharnis dan Harry Sidharta mencoba penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan berbagai pandangan ilmiah tentang spiritualisme dan konsep kehidupan menurut aturan transendental. Menurut keduanya, konsep kecerdasan ini sangat perlu dipahami agar meresap ke dalam akal budi manusia, sehingga melandasi seluruh perilakunya sehari-hari. Konsep TQ dalam buku mereka pun sama dengan konsep TI ciptaan Toto. Hanya saja, TQ yang merupakan pengembangan lanjutan dari TI ciptaan Toto ini lebih jelas lagi, terutama dalam penjabaran cara pengukuran dan kaitan TQ dengan konsep kecerdasan lainnya yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, seperti IQ, EQ, SQ, dan lainnya. Jenis-Jenis Transcendental Quotient TQ Menurut Syahmuharnis dan Harry, indikator perilaku manusia dengan kecerdasan transendental TQ yang tinggi dapat diperhatikan dari dua jenis perilaku, yaitu dalam beribadah dan kehidupan sehari-hari. Berikut daftar perilaku manusia yang termasuk dalam dua jenis TQ. Perilaku dalam beribadah mencakup dua hal, yaitu Hanya menyembah Allah SWT. Menjalankan kewajiban agama. Dalam perilaku sehari-hari mencakup 22 hal, antara lain Menyayangi kedua orang tua. Memiliki integritas yang tinggi. Bertanggung jawab. Berlaku adil. Disiplin dan sungguh-sungguh. Cerdas dan berilmu. Tahan terhadap cobaan. Selalu mensyukuri nikmat. Terpercaya amanah. Tidak sombong. Produktif, inovatif, dan kreatif. Selalu berpikir positif dan termotivasi. Selalu berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran. Menjaga kebersihan diri. Percaya diri dan berusaha konsisten. Tidak pemarah dan suka memberi maaf. Tidak boros dan kikir. Bersatu dan menjaga silaturahmi. Peduli dan menghargai. Selalu menjaga ucapannya. Selalu berusaha untuk lebih baik. Memiliki toleransi yang tinggi tanpa mengorbankan aqidah. Bagi para pencipta konsep kecerdasan transendental ini, manusia yang memiliki TQ tinggi maka secara otomatis memiliki EQ, SQ, dan Quotient lainnya dengan tingkat yang tinggi pula. Namun, manusia itu belum tentu memiliki IQ yang tinggi, tapi termasuk orang yang cerdas. Orang-orang yang memiliki TQ tinggi telah memahami dan mengamalkan aturan transendental secara sungguh-sungguh. Tata aturan bagi manusia untuk menjalankan hidup, yaitu memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aturan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam menjalankan ibadah maupun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Mereka menjalankan kehidupan dengan selalu mengerahkan akal-budi, menjaga kesadaran diri, mengedepankan etika dan moral, dilandasi iman dan takwa, mengacu kepada aturan trasendental, dan selalu mengiringi perjuangan hidupnya dengan doa dan ibadah. Semua perilaku di atas adalah komponen kecerdasan transendental TQ. Kesimpulan Dari penjelasan diatas, tentunya Grameds bisa menarik kesimpulan dari perbedaan IQ, EQ, dan TQ. Ketiganya memiliki perbedaan yang sangat jauh. IQ digunakan untuk mengukur kecerdasan intelektual, EQ mengukur kecerdasan emosional seseorang, sedangkan TQ adalah ukuran kecerdasan dari sudut pandang agama. Ketiganya memiliki aspek atau jenisnya masing-masing. Grameds pun bisa mengembangkan aspek-aspek tersebut untuk meningkatkan tiga jenis kecerdasanmu. Grameds dapat menemukan banyak sekali buku-buku cara meningkatkan IQ, EQ, dan TQ di Gramedia kesayangan mu atau melalui Nah, itulah penjelasan singkat dan sederhana mengenai IQ, EQ, dan TQ. Sekarang Grameds sudah lebih paham, bukan? Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Penulis Indah Utami Baca Juga! Contoh Soal Psikotes dan Trik Untuk Menjawabnya Mengenal Apa Itu Perkembangan Kognitif dan Tahapannya Pengertian Kurikulum dan Fungsinya Dalam Pendidikan Memahami Apa Itu Teori Psikoanalisis Kemampuan Kognitif Untuk Berpikir Tipe Kepribadian Berdasarkan Golongan Darah Mengenal Sistem Syaraf pada Manusia Cara Menghafal dengan Cepat dan Mudah ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
2 Pengertian Kecerdasan Intelektual ( IQ ) Kecerdasan intelektual (bahasa Inggris: intelligence quotient, disingkat IQ) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Setiap individu memiliki potensi diri, dan setiap potensi antara satu individu dengan individu yang lain pastilah berbeda. Potensi diri tersebut dibedakan menjadi dua, yakni potensi fisik dan potensi psikis. Potensi fisik menyangkut dengan keadaan dan kesehatan tubuh kurus, gemuk, dan lain-lain, wajah ganteng, jelek, cantik dan lain-lain, dan ketahanan tubuh mudah sakit atau tahan sakit . Sedangkan potensi psikis berhubungan dengan IQ Intellegence Quotient , EQ Emotional Quotient , SQ Spiritual Quotient , AQ Addversity Quotient ,CQ Creativity Quotient , dan ESQ Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan dari EQ dengan SQ . IQ Intellegence Quotient IQ merupakan kepanjangan dari Intelegence Quotient yang artinya ukuran kemampuan intelektuas, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ adalah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tidak bisa berubah adalah mitos alias salah kaprah , karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ seseorang dapat meningkat dari proses belajar. Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja tetapi untuk banyak hal. Ciri Ciri Perilaku Intellegence -Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan. -Serasi tujuan dan ekonomis / efesien. -Masalah mengandung tingkat kesulitan. -Keterangan pemecagannya dapat diterima -Sering menggunakan abstraksi. -Bercirikan kesempatan. -Memerlukan pemusatan perhatian. EQ Emotional Quotient Kecerdasan emonisional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain, dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Aspek EQ -Kemampuan kesadaran diri. -Kemampuan mengelola emosi. -Kemampuan memotivasi diri. -Kemampuan mengendalikan emosi orang lain. -Kemampuan berhubungan dengan orang lain empati -Menghargai emosi negatif orang lain. -Sabar menghadapi emosi negatif orang lain. -Sadar dan menghargai emosi diri sendiri. -Peka terhadap emosi orang lain. -Tidak bingung menghadapi emosi orang lain. -Tidak menganggap lucu emosi orang lain. Sifat EQ Tinggi -Berempati. -Mengungkapkan dan memahami perasaan. -Mengendalikan amarah. -Kemampuan menyesuaikan diri. -Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi. -Hormat, ramah, setia, dan tekun. SQ Spiritual Quotient Kecerdasan spiritual tidak selalu berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat inividu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai suatu ibadah. Ciri Ciri SQ Tinggi -Memiliki prinsip dan visi yang kuat. -Berprinsip kebenaran, keadilan, dan kebaikan. -Mampu memaknai setiap sisi kehidupan. -Mampu untuk menghadapai rasa takut. -Cenderung memandang segala sesuatu itu berkaitan. AQ Addversity Quotient AQ adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stolz dalam AQ membedakan 3 tingkatan AQ dalam masyarakat -Tingkat Quitrers orang yang berhenti Qoitrers adalah orang yang paling lemah AQ nya. Ketika ia menghadapi masalah ia langusung berhenti dan menyerah. -Tingkat Campers orang yang berkemah Orang yang memiliki tingkay Campers memiliki AQ sedang. Ia merasa cukup dan puas dengan apa yang dicapainya dan ia tidak ingin lebih maju. -Tingkat Climbers orang yang mendaki Climbers adalah orang yang ber-AQ tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan yang tinggi untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. CQ Creativity Quotient Creativity adalah potensi seorang untuk memunculkan suatu yang merupakan penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang lainnya. 5 Ciri Kreatifitas -Kelancaran / kefasihan. Kemampuan memproduksi banyak ide. -Keluwesan. Kemampuan untuk mengajukan bermacam-mcam pendekatan jalan pemecahan masalah. -Keaslian. Mampu untuk melahirkan gagasan yang original atau asli -Penguraian Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci. -Perumusan kembali Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim. ESQ Emotional Spiritual Quotient ESQ merupakan gabungan dari EQ dengan SQ yang berupa penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Itulah artikel yang bisa saya sampaikan dan semoga bermanfaat. Jika bermanfaat tolong di share untuk membagikan informasi kepada yang lain. Bila ada masukan atau pendapat silahkan komen di pos yang sudah saya sediakan. Terima kasih. IQadalah Intelligent Quotient atau kecerdasan intelektual. IQ memberikan kecerdasan dalam berpikir dan bertindak secara logis. Peran penting yang dihasilkan oleh IQ meliputi kemampuan manusia berhitung, berimajinasi, beranalogi, dan berinovasi. Kecerdasan ini tidak dapat diamati secara langsung, karena itulah adanya tes IQ.
For centuries a person’s intelligence or academic abilities were measured with a standardised IQ test. The higher a person scored on the test the more academically capable they were perceived to be. Organisations like MENSA were formed with exclusive membership being granted to adults and children who displayed very high IQ levels. In his book, Frames of Mind, Howard Garner challenges the notion that intelligence is a single yardstick on which to measure a person’s abilities and chances of future success. Over the last few decades, other researchers and psychologists have followed suit and also identified alternative ways to measure intelligence that doesn’t only focus on academic abilities. There are four types of intelligence that are commonly used today; Intelligence Quotient IQEmotional Quotient EQSocial Quotient SQAdversity Quotient AQIn this article, we will look at the different types of intelligence, learn more about whether IQ is more important than EQ, SQ and AQ, and find out how parents can incorporate social and emotional development into their child’s education. Meaning of IQ, SQ, EQ and AQIntelligence Quotient or commonly referred to as IQ measures a person’s level of comprehension. This is usually assessed through an IQ assessment that tests a person’s ability to solve mathematical equations, memorise things, identify patterns and recall Quotient EQ or Emotional Intelligence refers to one’s ability to manage their emotions. This includes the ability to understand and self-manage their own feelings in positive ways to communicate effectively, empathize with others, overcome challenges, manage conflict and relieve Quotient SQ or Social Intelligence refers to one’s ability to interact and communicate with others with empathy and assertiveness. This includes a person’s ability to build a network of friends and maintain it over a long period of Quotient AQ refers to one’s ability to overcome challenges or adversity. When faced with troubles, the Adversity Quotient considers who will give up, who will abandon their family, and who will contemplate Goleman, author, psychologist and journalist for the New York Times, stated that “as much as 80% of adult success comes from EQ”. His research shows that people who have higher emotional and social intelligence tend to go further in life than those with a high IQ but low EQ or SQ. IQ vs EQ, SQ and AQEvery child is different, with unique learning needs and personalities. Saying that one intelligence type is more important than another is like saying that it is more important to learn maths than languages. Whilst each subject is important in schooling, what is most important is that a child builds educational foundations that will serve them through their adult life. The same logic can be applied when comparing different types of intelligence. It is simply not logical to think that one type of intelligence is more important than another. Developing a child’s social skills, self-awareness, self-control and coping mechanisms are not only important for learning but also vital to succeed as adults in a workplace environment. Social and emotional learning in schoolsUnderstanding your child’s unique personality and strength areas can offer valuable insights into how you approach and personalise their education to develop these key life skills. Whilst most schools focus on improving IQ levels, EQ, SQ and AQ development is often neglected. It is equally as important to attend to the emotional well-being of a learner, as to their academic needs. Social and emotional learning should be integrated into a child’s education as it is integral to their development. Enrolling your child in a social and emotional learning course will help them develop these key life skills and will in turn contribute to them becoming more successful and happier in their adult of social and emotional learningThere are tangible and practical reasons to incorporate social and emotional learning into a child’s education. According to Goleman, incidences of bullying, peer pressure, behavioural problems, violence and substance abuse are reduced in schools that focus on developing their students' EQ and SQ. This in turn leads to improved academic performance and behaviour. CambriLearn’s social and emotional learning courseCambriLearn offers an in-depth social-emotional learning course to help children navigate these critical developmental areas. The course is completed online through interactive lessons and group projects to help learners discover constructive ways to process their emotions and interact with others in a respectful way. In this course, students learn to Recognise and practice character strengths, like curiosity, persistence, and and manage their emotions, like fear and in a team, listen to and appreciate each the consequences of their actions to others. Students who have completed the social-emotional learning course with CambriLearn have shown improved self-esteem and self-awareness,attitude and relationships,ability to cope with social and peer pressures, learning by Stacey Cruickshanks
Sedangkanpotensi psikis berhubungan dengan IQ ( Intellegence Quotient ), EQ ( Emotional Quotient ), SQ ( Spiritual Quotient ), AQ ( Addversity Quotient ),CQ ( Creativity Quotient ), dan ESQ ( Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan dari EQ dengan SQ ). 1.Pengertian IQ ( Intellegence Quotient )
What is IQ, EQ, SQ, AQAccording to Psychologists, there are Four Types of Intelligence1 Intelligence Quotient IQ2 Emotional Quotient EQ3 Social Quotient SQ4 Adversity Quotient AQ1. Intelligence Quotient IQ this is the measure of your comprehension ability", solve maths; memorize things and recall subject Emotional Quotient EQ this is the measure of your ability to maintain peace with others; keep to time; be responsible; be honest; respect boundaries; be humble, genuine and Social Quotient SQThis is the measure of your ability to build a network of friends and maintain it over a long period of that have higher EQ and SQ tend to go farther in life than those with high IQ but low EQ and SQ. Most schools capitalize in improving IQ level while EQ and SQ are played man of high IQ can end up being employed by a man of high EQ and SQ even though he has an average EQ represents your character; your SQ represents your charisma. Give in to habits that will improve these three Qs but more especially your EQ and and SQ make one manage better than the don't teach children only to have higher IQ , but also to have higher EQ and there is a 4th one A new paradigm4. The Adversity Quotient AQThe measure of your ability to go through a rough patch in life and come out without losing your determines who will give up in face of troubles and may abandon their the current context of Corona, many professionally successful people are going thru bouts of Depression. Because they haven't seen and thus are unprepared for ParentsExpose children to other areas of life than academic. They should adore manual work, sport and art .Develop their EQ, SQ and AQ. They should become multifaceted human beings able to do things independently of the do not prepare the roadfor the Children. Prepare the Children for the Definisi Emosional Spiritual Quotient (ESQ) Model adalah Model Kemampuan seseorang untuk memberi Makna Spiritual terhadap Pemikiran, Prilaku/Ahlak dan Kegiatan, serta Mampu Menyinergikan IQ (Intelegent Quotient) yang terdiri dari IQ Logika/Berpikir dan IQ Financial / Kecerdasan memenuhi kebutuhan hidupnya/keuangan, EQ (Emosional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) secara komprehensif. Setiap individu memiliki potensi diri, dan setiap potensi antara satu individu dengan individu yang lain pastilah berbeda. Potensi diri tersebut dibedakan menjadi dua, yakni potensi fisik dan potensi psikis. Potensi fisik menyangkut dengan keadaan dan kesehatan tubuh kurus, gemuk, dan lain-lain, wajah ganteng, jelek, cantik dan lain-lain, dan ketahanan tubuh mudah sakit atau tahan sakit . Sedangkan potensi psikis berhubungan dengan IQ Intellegence Quotient , EQ Emotional Quotient , SQ Spiritual Quotient , AQ Addversity Quotient ,CQ Creativity Quotient , dan ESQ Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan dari EQ dengan SQ . IQ Intellegence Quotient IQ merupakan kepanjangan dari Intelegence Quotient yang artinya ukuran kemampuan intelektuas, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ adalah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tidak bisa berubah adalah mitos alias salah kaprah , karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ seseorang dapat meningkat dari proses belajar. Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja tetapi untuk banyak hal. Ciri Ciri Perilaku Intellegence -Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan. -Serasi tujuan dan ekonomis / efesien. -Masalah mengandung tingkat kesulitan. -Keterangan pemecagannya dapat diterima -Sering menggunakan abstraksi. -Bercirikan kesempatan. -Memerlukan pemusatan perhatian. EQ Emotional Quotient Kecerdasan emonisional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain, dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Aspek EQ -Kemampuan kesadaran diri. -Kemampuan mengelola emosi. -Kemampuan memotivasi diri. -Kemampuan mengendalikan emosi orang lain. -Kemampuan berhubungan dengan orang lain empati -Menghargai emosi negatif orang lain. -Sabar menghadapi emosi negatif orang lain. -Sadar dan menghargai emosi diri sendiri. -Peka terhadap emosi orang lain. -Tidak bingung menghadapi emosi orang lain. -Tidak menganggap lucu emosi orang lain. Sifat EQ Tinggi -Berempati. -Mengungkapkan dan memahami perasaan. -Mengendalikan amarah. -Kemampuan menyesuaikan diri. -Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi. -Hormat, ramah, setia, dan tekun. SQ Spiritual Quotient Kecerdasan spiritual tidak selalu berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat inividu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai suatu ibadah. Ciri Ciri SQ Tinggi -Memiliki prinsip dan visi yang kuat. -Berprinsip kebenaran, keadilan, dan kebaikan. -Mampu memaknai setiap sisi kehidupan. -Mampu untuk menghadapai rasa takut. -Cenderung memandang segala sesuatu itu berkaitan. AQ Addversity Quotient AQ adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stolz dalam AQ membedakan 3 tingkatan AQ dalam masyarakat -Tingkat Quitrers orang yang berhenti Qoitrers adalah orang yang paling lemah AQ nya. Ketika ia menghadapi masalah ia langusung berhenti dan menyerah. -Tingkat Campers orang yang berkemah Orang yang memiliki tingkay Campers memiliki AQ sedang. Ia merasa cukup dan puas dengan apa yang dicapainya dan ia tidak ingin lebih maju. -Tingkat Climbers orang yang mendaki Climbers adalah orang yang ber-AQ tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan yang tinggi untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. CQ Creativity Quotient Creativity adalah potensi seorang untuk memunculkan suatu yang merupakan penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang lainnya. 5 Ciri Kreatifitas -Kelancaran / kefasihan. Kemampuan memproduksi banyak ide. -Keluwesan. Kemampuan untuk mengajukan bermacam-mcam pendekatan jalan pemecahan masalah. -Keaslian. Mampu untuk melahirkan gagasan yang original atau asli -Penguraian Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci. -Perumusan kembali Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim. ESQ Emotional Spiritual Quotient ESQ merupakan gabungan dari EQ dengan SQ yang berupa penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Itulah artikel yang bisa saya sampaikan dan semoga bermanfaat. Jika bermanfaat tolong di share untuk membagikan informasi kepada yang lain. Bila ada masukan atau pendapat silahkan komen di pos yang sudah saya sediakan. Terima kasih TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG KE BLOGG-KU SALAM FANGIRL^^ MenurutDimitri Mahayana (Agus Nggermanto, 2001), cirri-ciri orang yang ber-SQ tinggi adalah : 1. Memiliki prinsip dan visin yang kuat 2. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman 3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan 4. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan. Cara Melatih IQ, EQ, AQ, SC dan SQ

Pengertian Kecerdasan dan Macamnya- Di bawah ini beberapa jenis atau macam kecerdasan dan definisinya yang meliputi pengertian kecerdasan, kecerdasan intelektual/IQ, kecerdasan emosional/EQ, kecerdasan spritual/SQ, dan kecerdasan moral/MQ. 1. Pengertian Kecerdasan Menurut wikipedia, ada beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan. Stenberg & Slater 1982 mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif. 2. Pengertian Kecerdasan Intelektual IQ Kecerdasan intelektual bahasa Inggris intelligence quotient, disingkat IQ adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis. 3. Pengertian Kecerdasan Emosional EQ Kecerdasan emosional bahasa Inggris emotional quotient, disingkat EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasiakan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan intelijen mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu emosional EQ belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual IQ.Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang. Menurut Howard Gardner 1983 terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri. 4. Pengertian Kecerdasan Spritual SQ Kecerdasan spiritual bahasa Inggris spiritual quotient, disingkat SQ adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu. Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna. Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya. 5. Pengertian Kecerdasan Moral MQ Kecerdasan moral bahasa Inggris moral quotient, disingkat MQ adalah kemampuan seseorang untuk membedakan benar dan salah berdasarkan keyakinan yang kuat akan etika dan menerapkannya dalam tindakan Demikian Pengertian Kecerdasan, Kecerdasan Intelektual/IQ, Kecerdasan Emosional/EQ, Kecerdasan Spiritual/SQ, dan Kecerdasan Moral/MQ. Semoga bermanfaat.

PERAN(IQ,EQ,AQ,CQ DAN SQ) DALAM BELAJAR. Pengertian Kecerdasan (Intellegence) IQ (Intellegence Quotient) Kecerdasan intelektual adalah syarat minimum kompetensi. Intelegensi diartikan sebagai keseluruhan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marhten Pali, 1993). 13 Apr 2018 by Liefa Alkautsar* Assalamualaikum Ayah dan Bunda, adakah di sini yang pernah mendengar AQ Adversity Quotient? AQ adalah salah satu jenis kecerdasan yang baru-baru ini muncul, padahal sejak dahulu kala AQ sudah ada di dalam diri manusia. Jika dulu kita disibukkan dengan seberapa tinggi IQ atau kecerdasan intelektual, maka sekarang kita harus lebih terbuka dan mulai mempertimbangkan EQ, SQ bahkan AQ. Karena kesuksesan tak melulu soal angka di dalam raport atau seberapa besar nilai ulangan. Tapi kesuksesan adalah keseimbangan antara IQ, EQ, SQ dan AQ. Sederhananya gini, gimana kita atau anak kita menjadi orang yang cerdas, berakhlakul karimah, sholeh dan bermanfaat untuk semua. Hem,,, enakkan? Hehehe Ok, yuk kita lihat satu persatu apasih IQ, EQ, SQ dan AQ itu? Kecerdasan intelektual atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan kecerdasan yang dibangun oleh otak kiri. Kecerdasan ini mencakup kecerdasan linear, matematik, dan logis sistematis. Kecerdasan ini menghasilkan pola pikir yang berdasarkan logika, tepat, akurat, dan dapat dipercaya. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu memiliki analisis yang tajam dan memiliki kemampuan untuk menyusun strategi dengan baik. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Orang dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan, mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan berpegang pada komitmen Dalam teorinya Robert menjawab bahwa kecerdasan Emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan spiritual berhubungan dengan perlindungan dan pengembangan jiwa, yang dalam Kamus Bahasa Inggris Oxford didefinisikan sebagai “identitas moral dan emosional” serta intensitas dari “energi intelektual dan emosional”. Seorang pakar spiritual mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kemampuan menggunakan spiritualisme sebagai cara untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah. Menurutnya kecerdasan spiritual terdiri dari empat kemampuan berikut Mampu mengendalikan tubuh dan benda di sekitar. Mampu mengambil manfaat dan makna dari pengalaman sehari-hari. Mampu memanfaatkan sumber daya spiritual untuk memecahkan masalah. Berbudi luhur. AQ Adversity Quotient adalah kecerdasan seseorang dalam mengatasi tantangan atau kesulitan hidup tanpa merasa putus asa. Setiap individu memiliki pola pikir yang berbeda2 dalam memandang "Adversity" tantangan, kesulitan, hambatan maupun emosi. Hanya individu yang ber AQ tinggi mampu bertahan hidup survive. Jadi, jika ada yang bertanya kecerdasan manakah yang lebih baik? Maka jawabannya adalah TIDAK ADA! Ya, karena semua kecerdasan haruslah berjalan seiring dan saling bersinergi. Orang yang cerdas dan berIQ tinggi tidak akan dihormati jika dia tidak menghormati orang lain. Ataupun orang yang cerdas, pandai bersosialisasi tapi tidak bisa survive menghadapi hidup dan selalu merasa putus asa juga tidak akan bisa bertahan. IQ, EQ, SQ dan AQ ibarat anggota tubuh, saling memberikan manfaat dan haruslah tumbuh bersama agar bisa digunakan sebagaimana fungsinya. Walaupun ada salah satu yang dominan bukan berarti kecerdasan yang lain tidak bisa dioptimalkan. Semoga bermanfaat!!! *Pemerhati Pendidikan Anak Tinggal di Sidoarjo
eqmerupakan kependekan dari emotional quotient (kecerdasan emonisional) adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga
In 2019, eight students tied for the top spot at the Scripps National Spelling Bee, an unprecedented phenomenon. These 12- to 14-year olds seemed like they could keep going indefinitely beyond the stipulated three-hour mark, spelling words such as callejón’ and omphalopsychite.’ All contestants had survived several hours under warm camera lights, Twitterati comments, analyst ratings of their style. One of the contestants stumbled back, drained, after spelling the last word correctly. Others had tears in their eyes. Spelling bee champions are often cited for their high academic achievement and IQ. But this grueling final round went much beyond academics, challenging contestants on multiple dimensions. Howard Gardener put forth the Multiple Intelligences theory in his 1983 book, Frames of Mind. Gardner argued that multiple intelligence dimensions lend a unique cognitive profile for each individual, positing eight frames of mind verbal, mathematical, spatial, kinesthetic, musical, intrapersonal, and naturalist. More recently, a new vocabulary has emerged for individual competencies with a range of “quotients”—along with IQ, we now also have EQ, CQ, AQ, and SQ. Here’s a quick primer on these terms so you can put your best foot forward and help others harness their strengths. Intelligence Quotient or IQ signifies mental potential and academic ability. Intelligence measurement methods exist since the late 19th century, and in 1912, German psychologist William Stern came up with the formula “ratio of mental age to chronological age times 100” to measure IQ. Over time, having a high IQ came to be considered a mark of brilliance—the most cited examples being Albert Einstein and Stephen Hawking, both with an IQ score of 160. Mensa, which means table’ in Latin, is a society that recognizes individuals whose IQ belongs to the top 2% of the population, and over time, Mensa entry has become the highest bar for proving your intelligence. IQ was deeply ingrained within our academic assessment and hiring/ promotion systems for a long time. But it is now being tested as not being the only valid assessment measure. Thinkers like Angela Duckworth posit that the greatest predictor of academic success is not intelligence, but rather self-discipline. The ability to manage yourself has become the new measure of assessing competence in the 21st century, giving rise to a focus on EQ, CQ, AQ, and SQ. Emotional Quotient or EQ made waves in the 1990s with its founding fathers John D Mayer and Peter Salovey who created a framework for emotional intelligence 1990. Daniel Goleman championed the concept in his 1995 book, Emotional Intelligence. EQ is the ability to understand your own and others’ emotions, and to use emotional information to guide thinking, behavior, and interpersonal relationships. Unlike IQ which is deemed to be something you are born with, EQ can be acquired. Want to know how to nurture your EQ? Travis Bradberry’s Emotional Intelligence can offer you some pointers. Diverse companies such as Nike, Ford, Boeing, Wipro, and Dabur have embraced the Spiritual Quotient SQ as part of their managerial vocabulary. Danah Zohar and Ian Marshall’s pioneering 2001 book on the subject created awareness around what is considered our most fundamental intelligence. Building a foundation of trust and happiness is now considered important for organizational as well as individual success. Above all, educational institutions and corporates believe that individuals with a high SQ are able to put the interests of others ahead of personal interests and have come to value SQ in a VUCA volatile, uncertain, complex, ambiguous environment. In a 2015 PwC survey of more than a 1000 CEOs, a number of them cited curiosity and open-mindedness as leadership traits that are becoming increasingly critical in our present turbulent times. This is partly because curious leaders lay a strong inquisitive foundation for the company, encouraging a culture of innovation. Indeed, a 2014 Harvard Business Review article introduced the concept of a Curiosity Quotient CQ. Individuals with higher CQ are more desirable in education systems and workplaces because they are inquisitive and open to new experiences, more tolerant of ambiguity, and therefore capable of producing simple yet nuanced solutions to complex problems. The latest buzzword in education and business is Adaptability Quotient AQ. Adaptability will become increasingly important to our future with AI and ML changing the nature of work. PwC’s Adapt to Survive studies over diverse geographies measured talent adaptability scores and found the Netherlands to be the top scorer, while India had the lowest score. The business case is clear adaptability can unlock up to USD 130 billion in additional productivity, according to PwC. “Continuous learning lies at the heart of thriving,” says the 2017 World Economic Forum report. In this spirit, we should focus our energies on developing a wide range of quotients.’ Perhaps our multiple intelligences can help us navigate a path through the artificial intelligence workscape, where machines and humans will cohabit and collaborate. What do you consider to be your strongest “quotient” and how can you leverage it in your education and career?
OpS1.
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/682
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/911
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/730
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/916
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/112
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/58
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/350
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/818
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/126
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/135
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/314
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/802
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/130
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/616
  • 9vz3jlrx9k.pages.dev/681
  • pengertian iq eq aq cq sq